pemetaan
now browsing by tag
Pemetaan Kebun Kelapa Sawit Perlukah ?
Bayangkan anda adalah pemilik kebun sawit dan anda mempercayakan sepenuhnya pengelolalaan kebun kepada anggota atau penjaga kebun anda. Anda hanya sesekali turun melihat langsung ke kebun dan hanya melihat sekilas dari pinggir jalan utama saja, sesekali anda masuk kedalam tetapi hanya sampai beberapa baris pokok saja. Anda malas masuk lebih dalam karena sudah lelah melakukan perjalanan dari kota ke kebun. Andapun hanya melihat dari pinggir jalan kebun, terlihat begitu rapi, bersih dan terawat, andapun percaya sepenuhnya.
Tanpa anda tahu pasti bagaimana kondisi didalam kebun anda ternyata banyak lahan yang bolong tidak tertanam pokok sawit. Setiap bulan anggota anda selalu meminta anggaran perawatan dan panen dari jumlah pokok penuh yang dianggap 143 pokok/Ha, tiap semester anda juga membeli pupuk dan memberikan upah tebar pupuk dengan hitungan pokok yang dianggap penuh. Namun anda hanya terus mengeluarkan dana tanpa pernah menikmati hasil produksi dari yang seharusnya (penuh terbayarkan seluruhnya dari dana yang sudah anda investasikan)
Parahnya hal seperti ini sudah terjadi bertahun – tahun dan anda tak pernah menikmati manisnya return dari dana yang sudah anda investasikan, atau bahkan anda belum merasa dirugikan.
Anda pun bingung kenapa sudah mengeluarkan banyak dana perawatan dan pemupukan yang sesuai tetapi produktivitas kebun masih rendah. Andapun berprasangka ditipu penjual pupuk, ditipu penjual bibit, atau menyalahkan alam dan menganggap yah memang sawitnya sedang musim “trek”. Hal ini dikarenakan anda tidak punya data yang akurat, detil dan lengkap. Anda hanya percaya “katanya” , “infonya” , mulai dari sekarang sebaiknya stop buang – buang uang untuk merawat “pokok hantu” !
Hasil produksi kelapa sawit datang dari jumlah pokok sawit yang “nyata” adanya, bukan dari seberapa luas kebun sawit anda. Meskipun kebun sawitnya Luas tetapi jika banyak yang tidak tertanam ya sama saja hasilnya tidak akan maksimal.
Sekarang zaman sudah canggih, cukup keluarkan duit mulai dari 5 juta perak udah bisa untuk memetakan kebun anda dengan drone canggih. Anda dapat perhitungan luas kebun, jumlah pokok yang hidup serta bentuk real kebun anda. Datanya aktual, faktual dan memiliki koordinat sehingga bisa anda gunakan untuk verifikasi kelapangan.
Jadi mulai dari sekarang kalau sudah baca artikel ini jangan mau lagi berinvestasi bodong pada “pokok hantu” yang tak punya data. Buang2 duit, mending sedekahkan saja..
Selamat berkebun dengan cerdas, pake data..
Orthophoto dan Aerial Survey – Belajar GIS
Dunia semakin mengecil, bukan karena ukuran bumi yang berubah tetapi kemampuan manusia untuk saling terhubung yang semakin berkembang pesat seiring perkembangan teknologi, hingga saat ini kita bisa dengan mudah terhubung dengan siapa saja dari belahan bumi yang berbeda semua berkat kehadiran Internet, selamat datang di zaman online.
Begitu juga pada dunia survey, semakin hari kebutuhan data semakin banyak dan cepat metodenya pun semakin berkembang dari zaman ke zaman. Sejak manusia mampu menciptakan mesin terbang trend pembuatan peta mulai bergeser menggunakan survey udara yang lebih reliable dan cepat. Pada era perang dunia I pesawat mata – mata negara yang berperang melakukan penerbangan untuk mengambil foto udara daerah – daerah strategis milik musuh yang bertujuan untuk memetakan kekuatan tempur musuh dan memetakan strategi pertempuran. Setelah perang berakhir kegiatan survey udara semakin berkembang untuk kebutuhan pemetaan wilayah dengan beragam tujuan.
Pada dasarnya survey udara memanfaatkan ilmu fotogrametry dimana peta yang akan dibuat disusun dari serangkaian foto udara vertikal (tegak lurus) yang menjadi satu kesatuan. Orthophoto dapat didefenisikan sebagai foto udara yang telah dikoreksi secara geometris (orthorectified) sedemikian rupa sehingga skala dan orientasi foto seragam dan dapat dianggap setara dengan peta.
Orthophoto yang diambil menggunakan UAV memiliki resolusi dan kualitas gambar yang lebih baik dibanding citra satelit kebanyakan. Hal ini dikarenakan ketinggian pengambilan menggunakan UAV yang berada dibawah awan sehingga menghasilkan foto yang jelas dan bersih tanpa tutupan.
Untuk dapat digunakan sebagai peta Orthophoto terlebih dahulu harus melewati proses koreksi geometris atau rektifikasi sehingga skala dan orientasinya seragam satu dengan yang lainnya. Setelah dilakukan koreksi geometris tahapan selanjutnya adalah georeferencing yang merupakan proses pentautan data spasial. Data spasial biasanya berasal dari pengukuran GPS pada Ground Control Point (GCP) . Setelah orthophoto ter-georeferenced makan orthophoto dapat digunakan sebagai peta yang memenuhi syarat.
Dengan bantuan software seperti Global mapper maupun ArcGis surveyor dapat dengan mudah menganalisa data pada orothophoto tersebut seperti melakukan pengukuran jarak dan luas, volume, kontur, sensus objek di permukaan dan beragam fungsi lainnya.